Ada seorang gadis kecil bernama Anggi. Ketika dia sedang bermain di kamarnya dia mendengar Ibu memanggil dari dapur. Anggi bergegas keluar dari kamarnya. "Anggi, kesini sebentar. Ibu mau tanya sama kamu," kata Ibu. "Kenapa, Bu?" Anggi bertanya. "Kamu tahu siapa yang makan kue untuk tamu?" "Emm... enggak. Aku gak tahu." jawab Anggi. "Apa kamu yang makan?" Ibu bertanya lagi. "Enggak, Bu. Bukan aku yang makan." tangan Anggi gemetar. Dia memang tidak bisa berbohong dihadapan ibunya. "Anggi, Ibu tahu kamu bohong. Yang punya kebiasaan berbohong itu pencuri. Polisi selalu bisa menangkap pencuri dan pencuri akan dihukum. Kamu tahu maksud Ibu 'kan?" Anggi tidak mampu lagi menahan rasa bersalahnya. Dia mulai terisak perlahan. "Iya, Bu. Aku yang makan kuenya! aku minta maaf." "Sudah, sudah. Jangan nangis. Ibu marah kalau kamu bohong. Sekarang kamu udah jujur, semuanya udah beres sekarang. Ibu pal
Suatu hari, Florence Wyndham seketika jatuh sakit hingga koma. Meskipun semua dokter sudah mencoba membantunya, pada akhirnya dia pun meninggal. Suaminya merasa kehilangan. Florence dimakamkan di pemakaman kecil sekitar beberapa mil dari rumah. Di tengah malam, pencuri makam merangsek masuk ke area pemakaman. Pencuri itu membawa lentera dan sekop. Dia mulai menggali makam Florence. Ketika sekopnya terasa menyentuh kayu peti mati, dia menggali kuburan itu dengan tangan dan membuka tutup peti mati Florence. Sambil memegang lentera, dia melihat jenazah di dalam peti mati dan melihat dua cincin emas dari jenazah itu. Dua cincin yang melingkari tangan yang sudah dingin. Pencuri itu mulai mencoba merampas cincin itu namun cincin tersangkut dan sangat sulit untuk dilepaskan. Dia memutuskan untuk memotong jari jenazah itu. Setelah mengambil pisau dari sakunya, dia memotong cincin yang berada di telunjuk terlebih dahulu. Darah pun mengalir perlahan-lahan. Dia mendengar suara gem