Skip to main content

Linimasa (Sisi kelam sebuah kicauan)

Selesai Abatoar langsung saya lahap Linimasa di hari itu juga. Rasanya agak telat kalau saya me-review Linimasa sekarang - sekarang ini, mengingat tanggal terbitnya sudah lewat berbulan - bulan lalu. Well... better late than never. Kita bahas sedikit tentang cerita dalam Linimasa, tanpa spoiler tentunya.

Judul buku : Linimasa (Sisi kelam sebuah kicauan)
Penulis : @kisahhorror
Penerbit : Mediakita
Tanggal terbit : November - 2013
Jumlah halaman : 340


Linimasa menceritakan tentang konflik dan intrik anak - anak remaja tanggung persis di sinetron - sinetron yang sering diputar di stasiun televisi kesayangan kita. Adalah Tatiana, gadis berpenampilan sederhana namun selalu meninggalkan kesan baik pada teman - temannya sebagai siswi yang rajin, pintar, suka menolong dan ramah kepada semua orang. Sifat baik Tatiana bukan berarti berimbas baik pada semua orang, tersebutlah lima orang remaja lain yang merasa dipecundangi oleh kebaikan dan prestasi - prestasi Tatiana. Lima orang remaja itu adalah Fransiska, Debbie, Alaka, Dimas, dan Nando yang sepanjang cerita selalu merancang berbagai rencana untuk mencelakakan atau setidaknya membuat sosok Tatiana jadi lebih buruk di mata orang - orang sekitarnya, namun akhirnya salah satu rencana yang mereka buat itu malah mengantarkan mereka pada rangkaian peristiwa mengerikan yang menimpa mereka satu per satu setelah apa yang mereka perbuat pada Tatiana.

Tuh novelnya masuk blog
Menurut saya novel Linimasa adalah jenis novel horror yang kehilangan daya tariknya apabila bagian - bagian 'menggigit' dalam ceritanya saya bongkar juga (Abatoar juga begitu, eh gak cuma Abatoar sama Linimasa juga sih. Banyak cerita horror dan film horror yang seperti itu). Oleh karena itu sinopsisnya saya ringkas sesedikit mungkin. 

(+)Plus
  • Twist yang lumayan menggigit.
  • Alur ceritanya kompleks, berhasil menyentuh kalangan pembaca novel ini yang rata - rata memiliki umur yang hampir sama dengan para tokoh yang terlibat dalam novel.
  • Pesan ceritanya begitu mendalam, sesuai dengan realita yang ada saat ini. Menjadi representasi atas fatalnya perilaku bullying yang sering terjadi di lingkungan masyarakat.
  • Jika dibandingkan dengan Abatoar, susunan kalimat Linimasa lebih rapi dan efektif walaupun memakan banyak halaman. Saya pikir tidak ada pemborosan tinta dalam novel ini.
(-)Minus
  • Ditemukan beberapa typo, sedikit namun harusnya masih bisa dikurangi.
  • Twist nya mengigit buat beberapa orang, namun tidak bagi yang memiliki jam terbang lebih tentang cerita - cerita horror.
Nilai paling besar yang terkandung dalam Linimasa adalah pesan moralnya yang menyentuh. Perilaku bullying di dunia nyata dan dunia maya (cyber bullying) kian marak terjadi, entah siapa yang mengajarkan hal itu pada remaja - remaja saat ini yang jelas bullying adalah salah satu bentuk penyakit masyarakat yang mulai mengakar. Saya pribadi sangat muak pada perilaku bullying yang sering terjadi terutama pada instansi pendidikan, ada banyak sekali orang seperti Tatiana di sekolah - sekolah. Dan Linimasa mengajarkan kita bagaimana cara membalas para pelaku bullying itu.. hahaha
Out of topic mas....
Oh iya maap...
Kita lanjut bahas plotnya Linimasa. 
Tuh yang nulis
Dengan segala hormat kepada penulisnya, jujur ketika cerita sampai pada klimaksnya saya sudah bisa membaca kemana cerita ini akan mengalir (beuh.. sombong...), namun akhir cerita masih saya terawang hingga lembar terakhir. Dan saya perhatikan sekilas, ada pola cerita yang hampir mirip dengan Abatoar, mungkin ini adalah salah satu ciri khas @kisahhorror dalam menciptakan twist ending untuk cerita - cerita selanjutnya. Saya tertarik dengan tokoh Bianca, untuk beberapa saat perhatian pembaca pasti akan tertuju pada dia hingga cerita terus mengalir dan berbagai fakta mulai terungkap. Kalimat yang diucapkan Bianca berhasil menggambarkan emosinya dan itu benar - benar menohok seluruh orang yang terlibat dalam cerita. Keren.

Review Linimasa selesai.

I think... its my turn now...
hahahaha  

Comments

  1. wow. pengen beli tapi nggak jadi-jadi. pengen nyoba menikmati horor dari novel, karena udah biasa dari film...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Keputusan yang bagus jika ingin beli, ceritanya sangat sulit ditebak :)

      Delete

Post a Comment

Share your fear please.... :)

Popular posts from this blog

Creepy Diary 2

Dapat rezeki yang lumayan di sore hari sepulang kerja. Satu novel dikirimkan ke rumah. Adapun judul novel itu adalah Creepy Diary 2 karya Ayumi Chintiami. Tak perlu banyak kata lagi, mari kita bedah. Judul buku         : Creepy Diary 2 Penulis              : Ayumi Chintiami Penerbit            : Bukune  Tanggal terbit    : Mei 2014 Jumlah halaman : 292 halaman Creepy Diary 2 Adalah seorang gadis bernama Ayumi yang memiliki kemampuan bisa melihat hal-hal yang tidak bisa dilihat oleh orang kebanyakan. Ayumi sering kali melihat makhluk-makhluk mengerikan, mengalami mimpi-mimpi aneh dan bahkan visualisasi dari peristiwa yang belum pernah terjadi. Sama seperti novel sebelumnya, pada Creepy Diary 2 Ayumi kembali menemui arwah penasaran dengan latar belakang kematian yang bisa dibilang kelewat getir serta kejadian-kejadian aneh serta sosok-sosok mengerikan yang dia temui sepanjang perjalanan ketika berwisata mistis bersama teman-temannya menelusuri tempat-tempat mistis

Kisah Tragis Dibalik Lagu Pengantar Tidur

Nina Bobo oohh Nina bobo Kalau tidak bobo digigit nyamuk Satu lagu dengan bait sederhana yang digunakan banyak orang tua untuk mengantar tidur anak - anaknya. Keliatan tidak ada yang ganjil dari lagu itu, tapi pernahkah anda coba bertanya pada seseorang tentang siapakah gadis bernama Nina dari lagu tersebut? Beberapa dekade setelah kedatangan Cornelis de Houtmen di Banten, warga negara Belanda dari berbagai kalangan sudah memenuhi pulau Jawa dan pulau - pulau lainnya. Alkisah seorang gadis belia asal Belanda bernama Nina Van Mijk. Gadis yang berasal dari keluarga komposer musik klasik sederhana yang menetap di Nusantara untuk memulai hidup baru karena terlalu banyak saingan musisi di Belanda. Hidup Nina berjalan normal seperti orang - orang Belanda di Nusantara pada umumnya, berjalan - jalan, bersosialisasi dengan penduduk pribumi, dan mengenal budaya Nusantara. Kedengaran indah memang, tapi semenjak kejadian aneh itu keadaan menjadi berbanding terbalik. Kejadian aneh itu t